"Mudah-mudahan tertangkap apa yang saya sampaikan. Mari syukuri kelebihan Deli Serdang yang dianugerahkan Tuhan, kelola sebaik-baiknya dan selalu ingat ketika mengelola potensi-potensi itu, yang kita inginkan adalah kesejahteraan masyarakat. Yang dimaksudkan kesejahteraan kita adalah masyarakat seluas-luasnya. Jangan jika nanti ada hotel di Kutalimbaru, manajer dan pegawainya datang dari Jakarta, Medan dan lainnya. Orang Kutalimbaru hanya jadi tukang parkir dan sebagainya. Silakan nanti kalau ada pemodal. Kita berharap, entah bagaimana caranya harus kita sentuh itu. Tenaga profesionalnya, setidak-tidaknya adalah warga lokal," terang Bupati.
Bupati mencontohkan, wisata kuliner di Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan. Pada sekitar tahun 2015, 2016 dan 2017, hanya ada tiga restoran dan sekarang sudah lebih banyak, sekitar 10 restoran lebih yang semuanya dikelola masyarakat setempat.
Baca Juga:
Polres Asahan Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Toba 2024
"Dulu ada penawaran masuknya investor besar yang akan mengelola kawasan itu, tapi para pejabat di jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deli Serdang berpikir dan mempelajari konsep yang diajukan. Ada tiga atau empat restoran, masyarakat kecil di daerah itu saya khawatir hanya akan menjadi juru masak, pelayan, tapi manajernya tidak. Waktu itu kita berpikir bukan seperti itu yang kita inginkan. Ada kemajuan, tidak terlalu cepat. Tidak terlalu menggembirakan, tapi bagi saya itu sudah cukup baik ketika sekarang sudah ada lebih dari 10 restoran. Dan kesemuanya mengutamakan masyarakat lokal," jelas Bupati lagi.
Sementara itu, Kepala Badan Kerjasama Antardesa Deli Serdang, Efendi Ginting, mengatakan selama ini pembangunan sudah berjalan baik. Namun tak bisa dimungkiri semua keinginan masyarakat belum bisa dipenuhi karena mengingat luasnya Kabupaten Deli Serdang dan keterbatasan anggaran. "Kami yakin, ke depan akan terpenuhi dengan baik," ucapnya.
[Redaktur : Irvan Rumapea]