"Begitu juga ada kampus, kampus itu kan dampaknya dua. Satu langsung mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadi, masyarakat di mana pun jangan merasa terancam kalau ada kampus baru karena jangka panjangnya kampus itu mencerdaskan kehidupan bangsa. Kalau bangsa kita tidak maju di pendidikan, kita akan ketinggalan," katanya.
Dampak kedua adalah terhadap ekonomi masyarakat. Pembangunan setiap kampus juga akan membuat ekonomi di sekitarnya meningkat.
Baca Juga:
Pemkot Mojokerto Tampilkan Keunggulan Kota Sehat pada Verifikasi KKS Jawa Timur
"Kedua, dampak ekonomi. Di hampir setiap kampus baru, itu berkembang warung-warung kafe dan rumah makan, bahkan hotel. Ini tandanya ada efek domino dari setiap pembangunan. Tentu yang diperlukan adalah kerja sama antara Muhammadiyah dan masyarakat. Bahkan, rumah kos itu kan Muhammadiyah tidak bikin sendiri, itu masyarakat setempat yang bikin," jelasnya.
Terkait lokasi tersebut yang akan menjadi perhelatan Muktamar Ke-49 Muhammadiyah dan Aisyiyah, Haedar Nashir menyebut hal itu juga akan memberi dampak positif kepada masyarakat.
"Kalau ini nanti jadi, karena muktamar itu kan punya dampak sama masyarakat sekitar, untuk bersifat sosial ekonomi," jelasnya.
Baca Juga:
Polda Sulut Peringati Hari Sumpah Pemuda ke-96 dengan Upacara Dipimpin Kapolda
Sementara, Rektor UMSU, Prof Dr Agussani menjelaskan, pembangunan gedung Kampus Terpadu UMSU tersebut ada di dua desa, yakni Saentis dan Sampali.
"Luas lahan kita sekarang sekitar 24,6 hektare terletak di dua desa dan ini akan kita mulai pembangunannya," sebutnya.
Dalam tahap awal, UMSU telah mengalokasikan dana sebesar Rp60 miliar. "Proses pembangunan Auditorium bersama Sport Hall Walidah kurang lebih juga akan memakan biaya sebanyak Rp251 miliar," jelasnya.