WahanaNews.co, Deliserdang - Dengan adanya Program Inkubasi Ekosistem Keuangan Inklusif diharapkan bisa lebih mengembangkan eksistensi atau keberadaan Desa Wisata Pematang Johar, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang.
"Sesuai tujuan percepatan akses keuangan, kehadiran pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan BRI untuk mengembangkan Desa Wisata Pematang Johar. Di Deli Serdang, ada sembilan desa yang mengelola pariwisata, tiga di antaranya mengandalkan wisata sawah. Pertama, Desa Pematang Johar di Labuhan Deli, Desa Wisata Kampung Lama di Pantai Labu, dan Wisata Sawah Desa Punden Rejo, Kecamatan Punden Rejo. Yang lainnya, ada enam desa wisata yang mengandalkan sumber daya alam sungai, gunung dan lainnya," sebut Sekretaris Daerah (Sekda) Deli Serdang, H Timur Tumanggor, SSos, MAP di acara Program Inkubasi Ekosistem Keuangan Inklusif Desa Pematang Johar, Kecamatan Labuhan Deli.
Baca Juga:
Polres Asahan Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Toba 2024
Terlebih, sambung Sekda, dalam pengembangannya ada keterlibatan (kerjasama) dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Ada tiga kemudahan yang diberikan oleh BRI sebagai upaya agar pengembangan Desa Wisata Pematang Johar terus berjalan secara berkesinambungan. Tiga kemudahan yang diberikan BRI, pertama Desa Unggul. Kedua, Agen Inklusi dan ketiga, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Naik Kelas.
"Dengan ini lebih mudah bagi Tim Percepatan Akses Keuangan kita untuk melakukan percepatannya. Selama ini, kita satu kabupaten ini khusus memikirkan untuk Desa Pematang Johar di bidang wisatanya, inklusinya. Salah satunya adalah Desa Unggul. Desa ini memiliki kemudahan akses. Di sini sudah ada BriLink. Di provinsi lain bisa dapat Rp40-Rp60 juta bagi kios Brilinknya. Kalau ini digunakan di kampung ini (Pematang Johar), mudah-mudahan bisa cepat. Kedua, ada Agen Inklusi Keuangan. Hampir sama dengan percepatan atau kemudahan untuk masyarakat. Ada Kredit Usaha Rakyat (KUR), asuransi, pinjaman dan lainnya. Ketiga, ada UMKM Naik Kelas. Artinya, di desa ini ada Batik Mangrove. Dengan adanya BRI, ada pinjaman KUR terhadap pengelolaan batik itu, maka bisa naik kelas. Sehingga, mutu batik tersebut bisa diperjualbelikan," terang Sekda.
Di tempat yang sama, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Bambang Mukti Riyadi dalam penyampaiannya mengatakan kehadiran pihaknya bertujuan untuk percepatan akses keuangan, khususnya bagi masyarakat Desa Pematang Johar.
Baca Juga:
Antisipasi Kecanduan Gadget di Kalangan Pelajar, Babinsa Turun ke Sekolah
"Di Kabupaten Deli Serdang ada tim percepatan. OJK dan bank ingin lembaga keuangan itu bermanfaat untuk masyarakat, terutama di desa. Banyak program untuk desa, terutama dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dan lainnya. Tapi, kami selaku pelaku industri keuangan, ingin berkolaborasi. Yang dilakukan ini konteksnya bukan bantuan. Yang saya ingin itu, masyarakat desa tahu memanfaatkan lembaga keuangan. Kalau dengan BRI ada KUR, pinjaman usaha, menabung dan sebagainya. Tapi jangan pinjaman online (pinjol) ya! Jadi, harus benar-benar tahu yang bermanfaat mana dan bagaimana memanfaatkannya," terangnya.
Di Desa Pematang Johar, sebut Bambang, masyarakatnya relatif siap dan mapan. Dan inilah yang menjadi pertimbangan lembaga keuangan untuk melakukan kolaborasi atau kerjasama.
Ini nanti kolaborasi. Harus tahu bagaimana menggunakannya, jadi harus hati-hati. Jangan sampai terjerat pinjol. Dan ada lagi, kalau sudah banyak uangnya, diiming-imingi menyimpan uangnya di lembaga yang tidak jelas. Ini banyak sekali korbannya. Ini untuk bekerjasama, untuk memajukan Desa Pematang Johar. Ada tujuh desa, dan ketujuh desa itu menjadi pilot project. Saya harapkan di Deli Serdang lainnya, kepala desanya harus aktif. Konteksnya kami adalah kerjasama. Ada 3K, pertama komitmen, kedua kolaborasi, dan berkelanjutan. Penerima KUR harus naik kelas, jangan hanya kecil. Biar berkelanjutan," jelas Bambang lagi.