WahanaNews-Deliserdang | Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke lokasi rencana terminal Liquified Natural Gas (LNG) yang akan dibangun di Provinsi Bali pada Kamis (27/4/2023).
Dalam kunjungan tersebut, Menko Luhut meninjau secara langsung lokasi rencana infrastruktur LNG di perairan Serangan/Sidakarya dan Pelabuhan Benoa dengan menggunakan speedboat.
Baca Juga:
Yin-Yang konsep dalam filosofi Tionghoa yang biasanya digunakan untuk mendeskripsikan Sifat Kekuatan
Rencana pembangunan terminal LNG ini dilakukan dalam upaya mendukung penggunaan energi bersih dan bentuk implementasi program net zero emission di tahun 2060 atau lebih cepat. Pada kondisi normal, kebutuhan listrik di Bali mencapai 1.100 megawatt dan diperkirakan pertumbuhan tenaga listrik Bali tahun 2045 sebesar 24 TWh sehingga LNG akan menjadi sumber energi listrik bagi masyarakat Bali.
Beberapa kajian telah dilakukan oleh Pemprov Bali terkait rencana lokasi pembangunan LNG di Sidakarya namun masih diperlukan analisa yang komprehensif terutama terkait sustainable quality tourism, ekosistem mangrove, aspek keamanan dan keselamatan pelayaran, serta efisiensi biaya.
“Oleh sebab itu, kami ingin segera ada kajian yang melibatkan bukan hanya PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) , tetapi juga dari akademisi,” tutur Menko Luhut.
Baca Juga:
Menteri BUMN Apresiasi Gerak Cepat PLN Hadirkan Energi Bersih di IKN
Terminal LNG nantinya akan dibangun di lepas pantai Bali melalui perbaikan konfigurasi midstream offshore dengan mempertimbangkan kelestarian mangrove maupun keindahan area wisata. Alasan lain yang mendasari adalah tidak akan mengganggu lalu lintas kapal dan biaya pembangunan lebih efisien.
Setelah ini, Kemenko Marves akan mengoordinasikan pembahasan lanjutan atas usulan offshore dari PLN tersebut dengan melibatkan kementerian/lembaga dan para pihak terkait.
Melihat kondisi laut yang ada, Menko Luhut juga menyinggung tentang pengolahan sampah. Sebelumnya, telah diresmikan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Kesiman Kertalangu, Tahura Ngurah Rai, dan Padang Sambian. Ketiga lokasi tersebut mampu menampung sampah sebanyak 1.020 ton per hari.