Sementara itu, General Manager PGE Area Kamojang Rahmad Harahap mengatakan PLTP Kamojang Unit 1 mulai beroperasi pada 1983
Kemudian dilanjutkan dengan pembangunan unit-unit lainnya hingga PLTP Kamojang Unit 5 yang mulai beroperasi pada 2015.
Baca Juga:
Khusus Jaga Keamanan Kota Nusantara, TNI Kerahkan 100 Prajurit
“Saat ini PGE mengoperasikan PLTP Kamojang Unit 4 dan 5 masing-masing 60 MW dan 35 MW, sedangkan PLTP Kamojang Unit 1,2 dan 3 dengan kapasitas total 140 MW dioperasikan oleh PLN,” sebutnya.
Listrik yang dihasilkan PGE dari PLTP Kamojang diserap oleh PT PLN (Persero) dan didistribusikan melalui sistem interkoneksi kelistrikan Jawa Madura Bali (Jamali).
Rahmad Harahap mengatakan total Wilayah Kerja Panasbumi (WKP) yang dikelola PGE di Kamojang sekitar 45.380 hektare (ha).
Baca Juga:
Menteri Kebudayaan Fadli Zon: Akulturasi Budaya Tionghoa Beri Dampak bagi Nusantara
Dari WKP tersebut seluas 116 hektare dijadikan wilayah konservasi burung Elang Jawa (Nisaetus bartelsi). Wilayah konservasi ini merupakan bentuk komitmen PGE dalam melestarikan keanekaragaman hayati. Spesies endemik Indonesia ini merupakan burung yang dikategorikan sebagai hewan dilindungi karena populasinya berada diambang kepunahan.
“Sudah sejak 2014, kami berperan nyata dalam mendukung hadirnya Pusat Konservasi Elang Kamojang,” ucap Rahmad.
Selain konservasi burung Elang Jawa, Rahmad menjelaskan PGE juga berkontribusi dalam pengenalan digitalisasi untuk meningkatkan perekonomian serta mewujudkan masyarakat modern dan melek teknologi di wilayah Ring 1 Operasi melalui program Kamojang Green Living Ecosystem (Kang Elie).